Baca
Yang berbahaya dari menurunnya minat baca adalah meningkatnya minat berkomentar– Zen R. S.
Setiap 17 Mei diperingati Hari Buku Nasional. Di tengah belum membaiknya budaya membaca masyarakat Indonesia. Secara logika, minat baca masyarakat Indonesia bisa meningkat, namun tetap saja minat baca di Indonesia masih tetap rendah tak sebanding dengan drastisnya peningkatan penggunaan internet (digital).
Dengan membaca, pengetahuan dan wawasan masyarakat akan semakin terbuka sehingga bisa meningkatkan taraf kehidupannya. Memang disayangkan, meski teknologi informasi semakin maju, tidak diiringi meningkatkan minat baca di Indonesia.
Survei UNESCO pada 2011 menunjukkan tingkat membaca masyarakat Indonesia hanya 0,001% atau hanya satu orang dari 1.000 penduduk yang mau membaca buku secara serius
Allah Ta’ala berfirman,
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5)
“Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qolam (pena). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al ‘Alaq: 1-5).
Keutamaan Ilmu
Ibnu Katsir rahimahullah juga berkata, “Seseorang itu akan semakin mulia dengan ilmu diin yang ia miliki. Ilmu itulah yang membedakan bapak manusia, yaitu Adam dengan para malaikat. Ilmu ini terkadang di pikiran. Ilmu juga kadang di lisan. Ilmu juga terkadang di dalam tulisan tangan untuk menyalurkan apa yang dalam pikiran, lisan, maupun yang tergambarkan di pikiran.”
Sumber: